Wednesday, November 27, 2013

Bahaya Belimbing Untuk Penderita Ginjal


Orang umumnya percaya pada obat-obatan tradisional. Selain lebih berkhasiat juga tak dicampur bahan kimia, sehingga aman dikonsumsi. Tetapi, tahukah Anda bahwa beberapa obat-obatan tradisional itu justru berbahaya bagi kesehatan, jika tidak diteliti lebih lanjut. Buah belimbing atau Averrhoa carambola misalnya, yang dipercaya berkhasiat menurunkan tensi darah, justru sangat berbahaya bagi pasien sakit ginjal./:)

Spesialis ginjal, Dokter Med Salim Lim dalam seminar "Ginjal dan obat tradisional" di Rumah Sakit Husada, Jakarta, Sabtu (13/12/2013) mengatakan, belimbing mengandung asam oxalat di mana pada orang sehat, ginjal menyaring dan membuangnya. Sedangkan pada pasien ginjal, racun ini tidak dapat dibuang dan memperburuk keadaan ginjalnya.:]xx "Karena terjadi obstruksi atau sumbatan di ginjal, sehingga menjadi gagal ginjal akut atau mendadak," ujar konsultan di Renal Medicine Singapura ini.Belimbing juga mengandung neurotoksin atau racun saraf yang bisa mempengaruhi otak dan saraf dan banyak masyarakat yang belum mengetahui hal ini. Oleh karena itu, ia menyarankan masyarakat harus hati-hati dengan buah belimbing.Kenali gejala awalnya yakni, cegukan, mual-mual, muntah, penurunan kesadaran atau mati rasa, kejang, dan epilepsi. "Lebih berbahaya lagi menyebabkan kematian.Belum banyak masyarakat yang tahu tentang itu, termasuk 99 persen tenaga medis dan dokter.

Cegukan adalah ciri khas dari efek konsumsi belimbing bagi penderita ginjal, sebesar 93 persen," tambahnya.Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Husada dan Rumah Sakit Medistra ini mengemukakan, sudah ada beberapa kasus. Salah satunya, SP (56), pasien dengan penyakit ginjal, diabetes, dan hipertensi. Ia dirawat di Rumah Sakit Husada karena cegukan terus menerus selama dua hari, mual dan sesak napas. Saat dirawat, pasien sempat koma. Seminggu baru diketahui, pasien selama ini mengonsumsi belimbing untuk menurunkan tensi darahnya

Kasus lainnya, datang di negara tetangga kita, Malaysia. Bapak Tan Gon Seang, yang menderita penyakit ginjal berumur 66 tahun, saat itu berada di Shenzen mengunjungi anaknya ketika meninggal pada tanggal 29 maret 2008,  setelah makan belimbing dan dibawa ke Shenzen General Hospital dalam keadaan koma. Konsultan ginjal (nefrologist) Prof. Dr. Tan Si-Yen dari University Malaya Medical Centre (UMMC) mengatakan hal ini terjadi karena menurut Prof. Tan, belimbing mengandung racun, yang mempengaruhi otak dan saraf yang tidak ada di dalam buah lain. Makan 1 biji atau 100 ml jus belimbing, dapat menjadi racun bagi pasien ginjal dalam hitungan jam, karena pada orang dewasa sehat, ginjal menyaring racun yang ada pada belimbing itu dan dapat membuangnya. Pada pasien ginjal, racun ini tidak dapat dibuang dan memperburuk keadaan ginjalnya. Lebih dari 10 pasien lain masuk rumah sakit menderita kondisi yang sama setelah mengkonsumsi belimbing. Dua diantara mereka meninggal.

Setelah penemuan berkaitan denga belimbing, Tang menjalani dialisis. Sepupunya, Teoh Thian Lye, 55 tahun, mengkonfirmasi bahwa Tang telah menjalani pengobatan masalah ginjalnya selama 3 tahun. Keluarganya meminta bantuan kepala MCA Public Compliants and Service Departement, Datuk Michael Chong untuk mengirimkan Tang kembali ke Malaysia karena kelurganya tidak dapat membiayai rumah sakit 1.000-2.000 ringgit malaysia (RM) per hari di ruang intensif.

Menurut Dr. Tan, masih sedikit kepedulian pada temuan yang relatif baru ini dan belum ada kasus secara lokal. Masyarakat harus hati-hati dengan rekasi dari buah belimbing. Amati gejala awalnya termasuk cegukan (tersedak), mati rasa dan kelelahan serta gejala-gejala neurologis seperti bingung, gelisah, epilepsi tiba-tiba, lanjutnya. Risiko kematiannya tinggi dan perlu penanganan agresif segera dengan hemodialisis harian.

(disadur dari BBM dan kalbemedical serta berbagai sumber)

Monday, November 18, 2013

Benarkah Petai Dapat Memberantas Sel Kanker Tanpa Mempengaruhi Sel Sehat?



Belakangan dalam BBM (Blackberry Messenger) muncul artikel tentang PETAI dalam memberantas seluruh sel kanker. Wah semakin tangguh aja si PETAI. Saya jadi teringat dengan artikel yang saya posting terdahulu tentang PETAI di blog ini. Sayang postingan tersebut diblok oleh om Google :)  Berikut, saya sadur ulang hasil penelitian yang dilakukan oleh fakultas Kedokteran UKM, Kuala Lumpur, Malaysia, yang menyatakan bahwa Petai mengandung banyak sekali zat-zat yang berguna untuk kesehatan terhadap tubuh, diantaranya:

Triptopan
Senyawa ini ditambah dengan vitamin B6 (Piridoksin) yang terdapat pada Petai berguna untuk mengubah protein menjadi Serotonin, yaitu senyawa yang membuat tubuh lebih rilex, memperbaiki mood kita menjadi lebih bahagia/lebih happy serta menghilangkan rasa sakit pasa wanita yang sedang mensturasi.

Zat besi
Tingginya zat besi pada Petai mempengaruhi pruduksi haemoglobin pada darah, sehingga dapat membantu mencegah ataupun mengatasi anemia.

Pottasium 
Kandungan tertinggi pada Petai, yang membuat kentut menjadi tak sedap adalah senyawa Potasium. Potasium yang dimiliki Petai, memiliki kadar rendah garam, sehingga bagus untuk menormalkan tekanan darah tinggi dan mengurangi resiko stroke.  Senyawa Potasium ini juga terbukti ampuh untuk meningkatkan kinerja pada otak

Potassium
Petai yang mengandung Tritopanjuga berguna untuk menstabilkan mood pada penderita Seasonal Affective Disorder (SAD) dan stress berat. Bersama dengan Potasium, si mineral penting pada Petai, Triptopan membantu menormalisasi detak jantung, mengirim oxigen ke otak dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh. Saat tubuh stress dan metabolisme meningkat, kadar pottasium dalam tubuh menurun, untuk menyeimbangkannya kembali, secara cepat dibutuhkanlah Petai yang terbukti memiliki kadar Potasium Tinggi.

Secara singkat, dalam penelitian tersebut, Petai bermanfaat untuk menyembuhkan atau menstabilkan: depresi, stress, PMS(premenstrual syndrome), Anaemia (Kurang darah),Tekanan Darah Tinggi, Constipation (Sembelit), Hangovers (Mabok karena alkohol), Heartburn (Begah-Perut kembung), Morning sickness (Mual), Ulcers (Nyeri Lambung), demam, Seasonal Affective Disorder (SAD), Strokes, dan Warts (Ketuat, ketumbuhan kecil di badan, muka). 

Dalam penelitian terbaru, ternyata si tangguh Petai dapat memberantas sel kanker pada tubuh. Sumber informasi menarik ini berasal dari salah satu produsen obat terbesar dî dunia (Institute of Health Sciences, 819 Sweden Riset Biosains. L.L.C. Cause) yg mengatakan bahwa setelah lebih dari 20 tes laboratorium yang dilakukan sejak tahun 1970, terungkap bahwa:Pete bisa menghancurkan sel-sel ganas dî 12 kanker, termasuk kolon, payudara, prostat, paru-paru dan pankreas. Senyawa buah ini menunjukkan 10.000 kali lebih baik dari produk Adriamycin, obat kemoterapi biasanya digunakan dî dunia, memperlambat pertumbuhan sel kanker. Dan bahkan yang lebih mencengangkan: jenis terapi dengan ekstrak pete hanya menghancurkan sel-sel kanker ganas & tidak mempengaruhi sel-sel sehat.

Nah, jika sudah terbukti demikian, masihkah anda menghindari makan PETAI? Mungkin pepatah kata berikut cocok untuk si Tangguh Petai, EAT PETAI A DAY KEEPS DOCTOR AWAY Yuk makan PETAI yuk...

Berbagai sumber, diantaranya: HealthDetik, Freelist, FebrinaStevani's blog