Spesialis ginjal, Dokter Med Salim Lim dalam seminar "Ginjal dan obat tradisional" di Rumah Sakit Husada, Jakarta, Sabtu (13/12/2013) mengatakan, belimbing mengandung asam oxalat di mana pada orang sehat, ginjal menyaring dan membuangnya. Sedangkan pada pasien ginjal, racun ini tidak dapat dibuang dan memperburuk keadaan ginjalnya.:]xx "Karena terjadi obstruksi atau sumbatan di ginjal, sehingga menjadi gagal ginjal akut atau mendadak," ujar konsultan di Renal Medicine Singapura ini.Belimbing juga mengandung neurotoksin atau racun saraf yang bisa mempengaruhi otak dan saraf dan banyak masyarakat yang belum mengetahui hal ini. Oleh karena itu, ia menyarankan masyarakat harus hati-hati dengan buah belimbing.Kenali gejala awalnya yakni, cegukan, mual-mual, muntah, penurunan kesadaran atau mati rasa, kejang, dan epilepsi. "Lebih berbahaya lagi menyebabkan kematian.Belum banyak masyarakat yang tahu tentang itu, termasuk 99 persen tenaga medis dan dokter.
Cegukan adalah ciri khas dari efek konsumsi belimbing bagi penderita ginjal, sebesar 93 persen," tambahnya.Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Husada dan Rumah Sakit Medistra ini mengemukakan, sudah ada beberapa kasus. Salah satunya, SP (56), pasien dengan penyakit ginjal, diabetes, dan hipertensi. Ia dirawat di Rumah Sakit Husada karena cegukan terus menerus selama dua hari, mual dan sesak napas. Saat dirawat, pasien sempat koma. Seminggu baru diketahui, pasien selama ini mengonsumsi belimbing untuk menurunkan tensi darahnya
Kasus lainnya, datang di negara tetangga kita, Malaysia. Bapak Tan Gon Seang, yang menderita penyakit ginjal berumur 66 tahun, saat itu berada di Shenzen mengunjungi anaknya ketika meninggal pada tanggal 29 maret 2008, setelah makan belimbing dan dibawa ke Shenzen General Hospital dalam keadaan koma. Konsultan ginjal (nefrologist) Prof. Dr. Tan Si-Yen dari University Malaya Medical Centre (UMMC) mengatakan hal ini terjadi karena menurut Prof. Tan, belimbing mengandung racun, yang mempengaruhi otak dan saraf yang tidak ada di dalam buah lain. Makan 1 biji atau 100 ml jus belimbing, dapat menjadi racun bagi pasien ginjal dalam hitungan jam, karena pada orang dewasa sehat, ginjal menyaring racun yang ada pada belimbing itu dan dapat membuangnya. Pada pasien ginjal, racun ini tidak dapat dibuang dan memperburuk keadaan ginjalnya. Lebih dari 10 pasien lain masuk rumah sakit menderita kondisi yang sama setelah mengkonsumsi belimbing. Dua diantara mereka meninggal.
Setelah penemuan berkaitan denga belimbing, Tang menjalani dialisis. Sepupunya, Teoh Thian Lye, 55 tahun, mengkonfirmasi bahwa Tang telah menjalani pengobatan masalah ginjalnya selama 3 tahun. Keluarganya meminta bantuan kepala MCA Public Compliants and Service Departement, Datuk Michael Chong untuk mengirimkan Tang kembali ke Malaysia karena kelurganya tidak dapat membiayai rumah sakit 1.000-2.000 ringgit malaysia (RM) per hari di ruang intensif.
Menurut Dr. Tan, masih sedikit kepedulian pada temuan yang relatif baru ini dan belum ada kasus secara lokal. Masyarakat harus hati-hati dengan rekasi dari buah belimbing. Amati gejala awalnya termasuk cegukan (tersedak), mati rasa dan kelelahan serta gejala-gejala neurologis seperti bingung, gelisah, epilepsi tiba-tiba, lanjutnya. Risiko kematiannya tinggi dan perlu penanganan agresif segera dengan hemodialisis harian.
(disadur dari BBM dan kalbemedical serta berbagai sumber)