Sunday, November 7, 2021
Daun Kari? Daun Untuk Masak Kari?
Wednesday, July 28, 2021
Minyak Kelapa Untuk Pemutih Ketiak
Acara Stay at Home membuat kita bosan? Tentu tidak bukan? Buat sebagian orang, Stay at Home membuatnya ingin mempercantik diri, tidak hanya wajah, tapi juga bagian lainnya, tak terkecuali ketiak.
Ada banyak cara untuk memutihkan ketiak, namun kali ini penulis ingin membagikan cara memutihkan ketiak menggunakan minyak kelapa. Minyak kelapa di sini bisa VCO, ataupun minyak kelapa yang ada dijual di pasar, untuk menggoreng yaitu minyak kelapa (coconut oil) atau minyak sawit (palm kernel oil)
Mengapa minyak kelapa? Minyak kelapa merupakan minyak dengan kandungan vitamin E. Kulit kita terutama kulit wanita Indonesia merupakan kulit dg kategori cenderung kering karena terpapar sinar UV A dari matahari akan cocok banget jika diterapi menggunakan vitamin E. Seperti kita ketahui, vitamin E merupakan zat yang effektif untuk melembabkan kulit.
Berikut kandungan vitamin E pada minyak kelapa atau minyak sawit:
Bahan lain yang penulis pakai adalah kulit jeruk. Kulit jeruk kaya akan vitamin C. Vitamin C yang mengandung flavonoid aktif, berguna untuk mencerahkan kulit serta penangkal radikal bebas. Ketika vitamin C jika dikombinasikan dg vitamin E, baik dari minyak kelapa ataupun minyak sawit, efeknya akan meningkatkan produksi kolagen. Kolagen yang meningkat mampu melindungi kulit dari paparan sinar UV A matahari dan membuat kulit terpelihara keelastisannya menjadi jauh lebih lembab dan kenyal. Dengan kata lain, kombinasi dari kedua vitamin tersebut, selain kulit lebih mampu menangkal paparan sinar UV A dari matahari dan radikal bebas di udara, kulit akan nampak lebih cerah, lembab, kenyal dan sehat.
Berikut cara merawat kulit ketiak agar putih dan kenyal seputih kulit wajah:
Pertama-tama, blender kulit jeruk (bisa menggunakan kulit jeruk yang stengah kering). Jika pembaca menggunakan kulit jeruk yang masih segar usahakan saat memblendernya tidak terlalu halus. Sesudah kita blender, kita tambahkan satu sendok teh minyak. Tempelkan pada kulit ketiak selama kurang lebih 10 menit. Gosok ketiak saat akan melepas ramuan tersebut dari ketiak. Lakukan selama kurang lebih satu minggu. Lihat hasilnya... Kulit ketiak hari ini akan lebih putih dan cerah dari hari kemarin. Buktikan!
Wednesday, July 14, 2021
Covid-19, VCO dan Vitamin D
Sudah hampir 18 bulan kita hidup berdampingan dengan Covid-19, banyak sudah orang-orang yang kita kenal bahkan akhir² ini keluarga dekat ataupun kita sendiri ternyata juga ngga luput dari penyakit yg satu ini.
Namun sejak 3 bulan terakhir ini, nama vitamin D digadang-gadang sebagai pendamping supplemen untuk menaikkan imun tubuh serta mampu membasmi radang yang disebabkan oleh virus Corona mampu memberikan harapan bagi kita semua. Berikut penjelasan dr Dr Henry Suhendro dlm acara podcast bersama Deddy Corbusser yang saya gabungkan dg penjelasan tentang VCO dr bpk Wirawan Hartawan di Hydrofarm TV, yang merupakan sambungan wawasan saat kita mengkonsumsi Vitamin D
VCO dan Vitamin DSunday, February 7, 2021
Manfaat Garlic Untuk Kondisi Kesehatan di Tahun 2020 dan 2021
Kandungan kimia dari Allium sativum L. yang memiliki aktivitas biologi dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa organosulfur (Martinez, 2007). Kandungan senyawa organosulfur ini antara lain:
a. Senyawa S-ak(en)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs), contohnya alliin dan γ-glutamilsistein, senyawa yang paling banyak terdapat dalam bawang putih. Alliin bertanggung jawab pada bau dan citarasa bawang putih, asam amino yang mengandung sulfur, dan digunakan sebagai prekusor allicin. Alliin dan senyawa sulfoksida yang lain, kecuali sikloalliin, segera berubah menjadi senyawa thiosulfinat, seperti allicin, dengan bantuan enzim alliinase ketika bawang putih segar dicincang, dipotong, maupun dikunyah secara langsung (Amagase, 2006). Alliin memiliki potensi sebagai antibakteri.
b. Senyawa sulfur yang volatil seperti allicin. Allicin merupakan senyawa yang kurang stabil, adanya pengaruh air panas, oksigen udara, dan lingkungan basa, mudah sekali terdekomposisi menjadi senyawa sulfur yang lain seperti dialil sulfida.
c. Senyawa sulfur yang larut dalam lemak seperti diallyl sulfide (DAS) dan diallyl disulfide (DADS).
d. Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC), yang terbentuk dari reaksi enzimatik γ-glutamilsisteine ketika bawang putih diekstraksi dengan air (Amagase, 2001). SAC banyak terdapat dalam berbagai macam sediaan bawang putih, merupakan senyawa yang memiliki aktivitas biologis, sehingga adanya SAC dalam sediaan bawang putih sering dijadikan standar bahwa sediaan bawang putih tersebut layak dikonsumsi atau tidak (Amagase, 2006). Umbi Allium sativum L. berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi, meredakan rasa pening di kepala, menurunkan kolesterol,dan obat maag (Sri Sugati et Hutapea, 1991). Disamping itu digunakan pula sebagai ekspektoransia (pada bronkhitis kronis), karminativa (pada keadaan dispepsia dan meteorismus) (Hansel, 1991). Pengetahuan tentang manfaat Allium sativum L. dalam pengobatan sudah ada sejak tahun 1550 sebelum masehi, dimana orang-orang Mesir menggunakan bawang putih untuk mengobati berbagai penyakit (Yang, 2001).