Saturday, November 8, 2014

Dlingo, Si Liar Pembasmi Jamur Candida pada Ortim Wanita

 Dlingo, tumbuhan dengan nama Latin, Acorus calamus, adalah tumbuhan ternak yang rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Tumbuhan, yang di Malaysia disebut Jeringau ini, berbentuk mirip rumput, tetapi tinggi, bunganya sepintas mirip bunga  iris, habitatnya menyukai tanah basah dengan daun dan rimpang yang beraroma kuat.  Diperkirakan, tumbuhan ini asli berasal dari benua Asia bagian Selatan, India dan menyebar ke berbagai penjuru dunia melalui perdagangan rempah-rempah. Di benua Amerika, dlingau kerap dipertukarkan dengan kerabatnya yang asli dari sana, Acorus americanus, dengan sebutan berbagai nama seperti Flagroot, Sweet Cane, Sweet Flag, Sweet Root, Sweet Rush, sedangkan di Indonesia, akrab dengan sebutannya dalam bahasa Jawa, Dlingo, dan dengan berbagai sebutan diperbagai penjuru nusantara berikut : Jeurunger (Aceh), Jerango (Gayo) Jerango (Batak), Jarianggu (Minangkabau), Daringo (Sunda), Dlingo {Jawa Tengah) Jharango (Madura), Jangu, Kaliraga (Flores), Jeringo (Sasak), Kareango (Makasar),  Kalamunga (Minahasa), Areango (Bugis), Ai wahu (Ambon),  Bila (Pulo Buru)

Tumbuhan  yang berasal dari family Araceae ini, masih serumpun dengan tanaman Keladi Tikus, dan mempunyai khasiat yang penting juga untuk  menyembuhkan penyakit wanita, keputihan . Dlingo telah lama dipergunakan oleh suku Indian dan sangat populer di Amerika,  untuk mengobati dilep dan kram perut saat wanita mengalami mensturasi dan penyakit lainnya seperti demam dan sakit gigi . Rasanya yang mint manis, dalam bentuk bubuk dan permen karet dipergunakan sebagai "pengganti" rokok untuk orang-orang yang ingin berhenti dari kebiasaan merokok. Namun sayangnya, karena dicurigai sebagai pemicu tumor pada tikus, USDA pada tahun 1968 melarang penggunaannya. Padahal, dalam ilmu pengobatan di Mesir kuno dan Ayurveda, India, dlingo sudah dipakai selama 2500 tahun, hingga saat ini tidak ditemukan efek  pemicu tumor dan kanker dari mengkonsumsinya.

Morfologi dan Habitat Dlingo
Merupakan tanaman berbentuk herba menahun dengan tinggi sekitar 75 cm, batang pendek berbentuk rimpang, Daun tunggal berbentuk lanset, pertulangan sejajar, panjang sekitar 60 cm, berbunga majemuk, bentuk bongkol, ujung meruncing, panjang 20-25 cm, di ketiak daun, tangkai sari.panjang ± 26. Tanaman ini tersebar di hamper seluruh pelosok negeri

Candida Albicans,penyebab minor kanker Serviks
Wacana Medis  dan Hasil Penelitian
Rimpang dlingo berkhasiat sebagai obat penenang, obat lambung, obat limpa, bahan baku kosmetik (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991), insektisida, demam nifas (Depkes RI, 1978), antijamur, antibakteri, anthelmintik, antidiare, antiulkus, antisekretori, sitoprotektif, antikonvulsan, antihepatotoksik, antioksidan (Anonim, 2010), allelopathic, anticellular dan immunosuppressive (Asha and Deepak, 2009).
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan rimpang dlingo mempunyai aktivitas sebagai antibakteri, antijamur dan insektisida (Motley, 1994). Berdasarkan penelitian-penelitian terakhir ini diketahui bahwa senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri rimpang dlingo yang diduga kuat mempunyai aktivitas antijamur (Asha and Deepak, 2009). Menurut penelitian Afita (2005) ekstrak etanol rimpang dlingo juga berkhasiat sebagai antijamur terhadap Candida albicans

Penerapan Manfaat Dlingo

1. Dalam bentuk  Ramuan
Dlingo dalam bentuk ramuan bisa dilakukan dengan cara mengambil Rimpang dlingo kira kira sebesar telur ayam kampong, dicuci bersih dipotong potong kecil, direbus dalam panci email dengan 2 (dua) gelas air, lalu dididihkan selama 15 menit, dan terakhir diminum setengah gelas pagi dan sore hari

2. Dalam Bentuk Olesan
 Sebagai antijamur Candida albicans, pengolahan rimpang dlingo diperlukan untuk mendapatkan kandungan zat etanolnya yang salah satunya dengan menggunakan metode ekstraksi. Proses ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat diinginkan larut (Ansel, 1989). 


Saat ini sedang dalam penelitian dan pembuatan gel ekstrak dlingo. Mengapa dalam bentuk gel perlu dibuat? Dibuat dalam bentuk sediaan gel agar lebih cepat meresap ke dalam kulit. Selain itu, gel tidak lengket, tidak mengotori pakaian, mudah dioleskan, mudah dicuci, tidak meninggalkan lapisan berminyak pada kulit, viskositas gel tidak mengalami perubahan yang berarti selama penyimpanan (Lieberman, 1989). 


Semoga tulisan ini bermanfaat


Sumber:http://www.bimkes.org
http://id.wikipedia.org/wiki/Jeringau
http://www.herbs2000.com/herbs/herbs_calamus.htm


gambar : 
http://ff.unair.ac.id

No comments :

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.